Pemeriksaan ultrasonografi (USG) merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan antenatal modern yang bertujuan untuk memantau perkembangan janin, mendeteksi kelainan kongenital, serta meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan janin. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji secara teoritis pentingnya USG dalam kehamilan berdasarkan sejumlah teori yang relevan, seperti teori pemantauan janin, deteksi dini kelainan, kehamilan aman, keterikatan ibu-janin, dan evaluasi biometrik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka dari literatur ilmiah terbaru. Hasil kajian menunjukkan bahwa pemeriksaan USG tidak hanya berfungsi sebagai alat diagnostik, tetapi juga memiliki peran penting dalam psikologi kehamilan dan pengambilan keputusan klinis.
Perkembangan teknologi dalam bidang kebidanan telah menghadirkan berbagai inovasi diagnostik non-invasif, salah satunya adalah ultrasonografi (USG). Pemeriksaan USG telah menjadi bagian penting dalam pelayanan antenatal rutin karena kemampuannya memberikan visualisasi langsung terhadap kondisi janin, rahim, dan plasenta tanpa risiko radiasi.
Pemeriksaan ini semakin penting dalam konteks upaya peningkatan keselamatan ibu dan anak melalui deteksi dini komplikasi kehamilan serta perencanaan persalinan yang tepat. Dalam perspektif akademik, terdapat sejumlah teori yang menjelaskan peran strategis USG dalam kehamilan. Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan pentingnya USG bagi ibu hamil berdasarkan pendekatan teoritis dan didukung oleh literatur ilmiah.
Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi pustaka. Sumber data diperoleh dari buku referensi kedokteran, jurnal ilmiah internasional, serta publikasi dari organisasi kesehatan dunia (WHO). Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi dan merangkum teori-teori yang menjelaskan fungsi dan manfaat USG dalam konteks kehamilan.
Teori ini menjelaskan bahwa kehamilan merupakan proses fisiologis yang membutuhkan pengawasan berkala untuk menjamin kesejahteraan janin. Pemeriksaan USG memungkinkan deteksi detak jantung, gerakan janin, serta kondisi plasenta dan cairan ketuban. Hal ini penting untuk mencegah komplikasi seperti hipoksia janin, kehamilan ganda, dan pertumbuhan janin terhambat (IUGR).
Menurut teori ini, penggunaan teknologi dalam pelayanan antenatal memungkinkan deteksi dini terhadap kelainan struktural dan fungsional janin. USG berperan dalam identifikasi anomali kongenital seperti spina bifida, anencephaly, kelainan jantung, serta kehamilan ektopik atau plasenta previa. Deteksi dini memberi waktu untuk intervensi medis atau persiapan psikososial bagi keluarga.
Teori ini dikembangkan oleh WHO dalam konteks mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Pemeriksaan USG berkontribusi melalui penentuan usia kehamilan yang akurat, penilaian posisi janin, dan perencanaan tempat dan metode persalinan. Ini mendukung pengambilan keputusan klinis yang tepat.
Teori ini menyatakan bahwa keterlibatan emosional ibu terhadap janin dapat ditingkatkan melalui visualisasi janin. Pemeriksaan USG memungkinkan ibu melihat gerakan dan bentuk janin, mendengar detak jantung, sehingga meningkatkan ikatan psikologis dan kepatuhan terhadap perawatan kehamilan.
Pemeriksaan USG memungkinkan pengukuran parameter biometrik janin seperti biparietal diameter (BPD), femur length (FL), abdominal circumference (AC), dan head circumference (HC). Teori ini menyatakan bahwa evaluasi kuantitatif ini dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan janin, memperkirakan berat lahir, dan menentukan usia kehamilan yang akurat.
Berdasarkan kajian teoritis, pemeriksaan ultrasonografi memiliki peran multidimensional dalam kehamilan, tidak hanya sebagai alat diagnostik medis, tetapi juga sebagai sarana psikologis dan pendukung pengambilan keputusan klinis. Pemahaman terhadap teori-teori yang mendasari pentingnya USG dapat membantu tenaga kesehatan memberikan pelayanan yang lebih komprehensif kepada ibu hamil.
Artikel Ilmiah - Departemen Radiologi RSUD Makmur Jaya