NYERI ULUHATI, SAKIT MAAG SESUNGGUHNYA KAH ATAU BUKAN?

img
NYERI ULUHATI, SAKIT MAAG SESUNGGUHNYA KAH ATAU BUKAN?

NYERI ULUHATI, SAKIT MAAG SESUNGGUHNYA KAH ATAU BUKAN?

Penulis; dr. Ayat Rahayu, Sp.Rad., M.Kes., R.I.(K).


Pendahuluan:

Banyak Keluhan pasien yang datang berulang berobat ke dokter atau ke rumah sakit dengan nyeri ulu hati atau sakit Maag dan kemudian dinyatakan  sebagai  sakit lambung atau Gastritis  kronis, namun pasien tidak tahu  penyebab Gastritisnya sehingga sering  dan terus harus makan  obat untuk mengatasi kambu sakitnya. Adakalanya dokter melakukan pemeriksaan tambahan atau penunjang untuk memastikan diagnosisnya dengan pemeriksaan lain seperti endoskopi lambung atau pemeriksaan jantung rekam jantung (EKG) atau pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan radiologi.

Masalah penegakan diagnosis gastritis penting sekali terutama untuk mengetahui sebab penyakitnya; apakah penyebabnya karena  fokus  di lambungnya atau karena  diluar lambung yang berakibat ke lambung? Pemberian obat lambung akan tepat sasaran bila penyebabnya diketahui dan diobati(causanya) bukan gejalanya(simptomatik). Untuk itu perlu prosedur penegakan diagnosis yang baik (alogaritma).

Dalam melakukan diagnosis gastritis, hal pertama yang biasanya dilakukan dokter adalah menanyakan pada pasien mengenai gejala yang dirasakannya. Dokter juga akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan pasien, misalnya apakah pasien pernah menderita kondisi yang mungkin menjadi penyebab dasar gastritis atau apakah pasien aktif mengonsumsi obat-obatan pereda rasa sakit seperti ibuprofen, aspirin, atau obat anti inflamasi non steroid (OAINS). Dari keterangan-keterangan tersebut, dokter akan menarik kesimpulan awal mengenai kondisi yang sedang dialami oleh pasien. Karena gastritis merupakan sebuah kondisi dan bukan penyakit, penyebab dasarnya perlu diketahui agar penanganan yang sesuai dapat dilakukan. Untuk mendukung kesimpulan, dokter biasanya juga akan melakukan sejumlah pemeriksaan fisik seperti:

a. Pemeriksaan fisik , kimia darah atau pemeriksaan tinja untuk mendeteksi keberadaan bakteri H. pylori.

b. Pemeriksaan radiologi  dengan kontras  Barium sulfat/meal untuk melihat adanya perubahan pada lapisan lambung.

c. Pemeriksaan  Radiologi  CT scan /MRI scan/ Ultrasonografi untuk  melihat  lambung  dan organ yang berhubungan pencernaan seperti ;

1. pankreas,

2. kandung empedu,

3. hati,

4. usus dua belas  jari,

5. usus halus,

6. usus  besar,

7. pendiks,

8. ginjal,

9. kandung kemih dan saluran  kemih,

10. organ peranakan/reproduksi,

11. rongga dada,

12. rongga perut,

13. jantung,

14. kepala,

15. gigi/mulut, dll. 

Pemeriksaan lain: 

Endoskopi, yakni pemeriksaan dengan menggunakan endoskop (alat kecil menyerupai selang yang dilengkapi dengan kamera) yang dimasukkan ke kerongkongan hingga perut. Manfaat pemeriksaan ini adalah untuk memeriksa adanya gangguan dalam sistem pencernaan, termasuk untuk memastikan jika terdapat peradangan atau tukak pada dinding lambung.

Biopsi, yaitu pemeriksaan yang sebenarnya masih merupakan bagian dari endoskopi. Jika dokter menemukan adanya radang, sampel jaringan dinding lambung mungkin akan diambil untuk diteliti di laboratorium. Melalui biopsi ini, dokter juga bisa mendeteksi keberadaan bakteri H. pylori. Praktek klinis  kondisi sakit  maag kronis  ternyata penyebabnya  bukan murni di lambung  tetapi karena  adanya  batu  empedu atau  akibat  lain -sakitnya  organ organ lain.

Pemeriksaan yang  praktis  dan cepat, murah, tidak invasif, bukan radiasi ion  untuk mendiagnosis penyebab sakit  maag  karena  batu  empedu  adalah  pemeriksaan  ultrasonografi (USG) perut (abdomen).

Batu  Kandung  Empedu (Kolelitiasis) dan Gambaran Ultrasonografi

Batu  kandung empedu (atau kelainan kandung empedu)  mudah terlihat   dengan  USG dari pada  dengan foto Rontgen abdomen , karena  umumnya  batu kandung  empedu berasal  dari lemak;-  pada  gambaran foto rontgen  lemak tidak terlihat putih tetapi tembus  pandang(lusen).  


Gambar 1.  Kandung Empedu Normal